Sejarah Malioboro Jogja
Begitu mendengar kata objek wisata Malioboro Jogja, apa sih yang di pikiran kamu? Belanja? Makanan? Atau nama tempat? Terus tahukah kamu “Malioboro” itu sebenarnya nama apa? Kalau kamu berpikir itu adalah nama daerah, maaf kamu keliru.
Malioboro Jogja adalah suatu nama jalan yang keberadaannya sudah lama sekali. Kira kira tempat itu dibangun sekitar tahun 1750-an. Nah, penamaan jalan ini ternyata ada kaitannya dengan nama kota Jogja itu sendiri.
Baca juga : The World Landmarks Merapi Park
Jadi begini, menurut Dosen Sejarah UI, Prof Peter Brian Ramsey Carrey, nama asli kota Jogja adalah Ngayogyakarta. Nama itu terinspirasi dari sebuah nama kerajaan di kitab Ramayana, yaitu “Ayodya”. Orang Jawa menyebutnya Ngayodya, sehingga terdengar seperti “Ngayogya”.
Di dalam kitab itu juga, ada satu jalan utama yang sangat terkenal. Jalan merupakan jalan utama tempat penyambutan Raja dan tamu tamunya, serta merupakan jalan penting yang memiliki banyak berkah.
Nama yang jalan tersebut adalah “Malyabhara”. Dalam Bahasa Sansekerta, “Malya” berarti bunga dan “bhara” yang diambil dari kata “bharin” yang artinya mengenakan. Jadi jalan yang mengenakan bunga (jalan yang istimewa).
baca juga : wisata ke jogja
Nah, maka nama itu diambil untuk menamai jalan yang terletak dekat dengan Keraton Yogyakarta itu. Karena pengaruh pengucapan orang Jawa dimana huruf “a” dibaca “o”, maka terdengar jadi Malioboro.
Ketika awal dibangun, jalan tersebut tidak langsung ramai. Adalah Belanda yang mempeloporinya sebagai pusat Kota di Yogyakarta sehingga jadi ramai. Karena ingin menyaingi popularitas Keraton Yogyakarta, Belanda lalu membangun Benteng Vredeburg dan The Dutch Club tahun 1800-an.
Karena semakin ramai, letak Malioboro jadi semakin strategis sehingga Belanda membangun rumah Gubernur Belanda di jalan tersebut. Itulah sekilas tentang sejarah Malioboro Jogja.
Ada beberapa versi cerita berbeda yang muncul di kalangan masyarakat. Ada yang bilang nama jalan ini diambil dari nama seorang kolonial Inggris bernama Duke of Marlboro. Ada juga yang bilang bahwa penamaan tersebut berdasarkan papan iklan merek rokok yang dulu dipajang di tempat itu.
Kebenaran tentang kedua cerita di atas belum bisa dipastikan. Hanya saja, cerita cerita tersebut tidak berdasar dan tidak ada penjelasan ilmiah berupa bukti atau dokumen penduk.